Susu menjadi topik perbincangan yang paling hangat saat ini. Hal ini bermula dari penelitian seorang ilmuwan dan dosen Institut Pertanian Bogor, Dr. Sri Estuningsih di tahun 2003 hingga 2006. Awal penelitian sebenarnya untuk melihat kualitas mikrobiologi yang ada di makanan, karena dirinya ingin tahu seberapa bagus kualitas makanan yang beredar di Indonesia. Namun tak disangkanya, ia menemukan banyak bakteri E Sakazakii, bakteri yang saat ini menjadi pusat polemik karena pemerintah, BPOM maupun pihak ITB tidak bersedia mengungkapkan nama-nama produk susu yang terkontaminasi bakteri tersebut.
Wanita yang telah memiliki dua orang anak ini juga menyesalkan bahwa hasil penelitiannya malah menimbulkan polemik di bangsa ini. "Terus terang saya tidak membayangkan akan ada perkembangan seperti ini. Sebagai peneliti saya lurus-lurus saja, saya sementara ini hanya memantau apa yang sedang bergulir,” demikian ucap Dr. Estuningsih kepada Tempointeraktif.com.
Dirinya merasa sedih, karena niatnya melakukan penelitian tersebut untuk kebaikan masyarakat Indonesia. Hasil penelitiannya pun sudah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah sekalipun tidak menuliskan merek-merek susu karena menurutnya hal tersebut terkait etika penelitian. Namun dirinya juga telah menyampaikan hasil penelitiannya tersebut kepada para produsen susu terkait sehingga dapat melakukan perbaikan produk.
Dilain pihak, perwakilan Kementerian Kesehatan batal hadir pada diskusi bertema susu berbakteri di Warung Daun, Cikini, Jakarta hari ini. Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih menyampaikan melalui pesan singkat (SMS) kepada panitia bahwa, “Masalah ini bukan masalah kesehatan lagi, tapi sudah masalah hukum.”
Dalam pernyataannya melalui pesan singkat tersebut, bagi Kementerian Kesehatan masalah kesehatan susu formula hasil penelitian Institut Pertanian Bogor sudah selesai.
Mungkin bagi Kementerian Kesehatan, masalah susu formula ini sudah selesai. Tapi apakah bagi ibu-ibu yang bayinya mengkonsumsi susu formula juga sudah selesai? Sepertinya tidak, karena dalam berita yang ditayangkan di Liputan 6, siang tadi (19/2) banyak ibu-ibu yang beralih dari susu formula kepada susu sapi murni dan langsung membeli ke peternakan sapi. Sungguh disayangkan jika pemerintah tidak memperhatikan jeritan para orangtua yang kuatir akan kesehatan anak-anaknya, padahal merupakan kewajiban pemerintah untuk menjamin apa yang menjadi hajat hidup orang banyak.
Sumber : Berbagai sumber